Trending.co.id, Bontang – Ketua Komisi II DPRD Bontang Rustam tak terima ketika Bontang masuk 10 besar sebagai kota yang tingkat kemiskinan dan penganggurannya tinggi. Menurutnya, terdapat kekeliruan dalam pendataan warga miskin dan penggangguran di Kota Bontang.
Dikatakan Rustam, pihaknya sudah membahas saat rapat bersama Badan Anggaran (Banggar) dan mengupasnya, bahwa terjadi kekeliruan data, sehingga perlu diralat.
“Saya tidak terima Bontang disebut kota 10 besar kota termiskin dan kota pengangguran. Ternyata, ada orang yang gajinya puluhan juta, tapi hanya bekerja puluhan hari, dianggap pengangguran, kuli bangunan juga. Saat tidak ada pekerjaan, mereka disebut pengguran,” kata Rustam saat diwawancarai, Senin (12/6/2023).
Menurutnya, terdapat kesalahan regulasi dalam pencacahan statistik. Seharusnya, kata dia, statistik itu punya indikator yang disebut pengangguran seperti apa. Namun memang, Rustam mengakui karena di Bontang banyak yang serba gratis, membuat masyarakat terlena dan lebih senang disebut pengangguran.
“(kebanyakan) Lebih senang jadi orang miskin, karena dapat program raskin, dapat program bedah rumah. Di Bontang, orang miskin itu emasnya banyak, kalau pergi jalan pakai motor, tidak malu dibilang miskin, karena banyaknya fasilitas yang gratis. Bontang itu unik,” bebernya.
Rustam berharap ada skema lain dalam pendataan pengangguran dan kemiskinan di Bontang.(asr/adv)