Trending.co.id, Bontang – Nelayan lokal mengeluhkan datangnya nelayan luar kota yang datang dan membongkar ikan di Pelabuhan Tanjung Limau. Pasalnya, sebanyak kurang lebih 30 kapal dari luar kota yang masuk di wilayah pelabuhan tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi III DPRD Kota Bontang Amir Tosina meminta ketegasan Pemerintah Kota Bontang dalam mengakomodir keluar masuknya kapal luar kota.
“Karena datangnya nelayan luar ini menyebabkan antrian BBM bagi kapal nelayan lokal, serta kurangnya perolehan BBM untuk kapal-kapalnya,” ujar Atos, sapaan akrabnya, Jum’at (3/11/2023).
Selain itu, nelayan luar tidak memberikan kontribusi berupa pembayaran pajak daerah karena telah memasuki wilayah perairan Bontang atau pembongkaran ikan yang telah dilakukan di pelabuhan itu.
Dirinya menginginkan, pihak pemerintah maupun pihak terkait agar mempertegas aturan bagi nelayan luar yang turut menggunakan fasilitas di Pelabuhan Tanjung Limau.
“Mulai dari TPI, penimbangan sampai BBM nya juga digunakan oleh nelayan luar, terutama BBM sehingga nelayan lokal mendapatkan jatah tidak sesuai,” terangnya.
Seorang nelayan lokal Rivaldy menambahkan, hal ini terjadi bukan hanya beberapa kali, namun sudah terjadi di lima tahun belakangan.
“Rata-rata dari daerah Sulawesi, dan kebanyakan dari Donggala. Mereka menjual ikan di sini dan menggunakan BBM di sini juga,” imbuhnya.
Menurutnya, sekitar kurang lebih 30 kapal berasal dari luar kota terparkir di pelabuhan tersebut. Keresahan nelayan selalu timbul, terutama terkait BBM.
“Mereka bilang mau belinya yang pertalite, tapi ternyata isinya solar juga, jadinya kami ini harus antri solat dan kadang dapatnya kurang juga,” tandasnya.(sd/adv)