Trending.co.id, Bontang – RSUD Taman Husada Bontang kembali mendapat sorotan terkait pelayanan dan keterbatasan fasilitas. Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Bontang, Tri Ismawaty, menyampaikan keluhan terkait sulitnya mendapatkan kamar rawat inap di rumah sakit tersebut. Hal ini diungkapkan dalam Rapat Paripurna ke-14 Masa Sidang III DPRD Kota Bontang Tahun 2024, yang membahas Penandatanganan Nota Kesepakatan antara Wali Kota Bontang dan DPRD Kota Bontang atas Rancangan Perubahan KUA dan Rancangan Perubahan PPAS Tahun Anggaran 2024 di Pendopo Rujab Wali Kota Bontang pada Senin malam, 29 Juli 2024.
Tri Ismawaty mengungkapkan bahwa salah satu rekan anggota DPRD Kota Bontang harus menunggu sejak siang hingga malam hari untuk mendapatkan kamar di RSUD Taman Husada, dengan alasan sedang pergantian shift. “Saya mohon agar pelayanan, terutama di rumah sakit, lebih diperhatikan lagi. Apalagi jika ada kasus darurat,” ujar Tri Ismawaty.
Ia mendesak Wali Kota Bontang untuk mengevaluasi kinerja RSUD Taman Husada, mengingat rumah sakit tersebut merupakan fasilitas kesehatan kebanggaan warga Bontang.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Bontang Basri Rase menjelaskan bahwa saat ini RSUD Taman Husada sedang menjalani feasibility study (FS) untuk pembangunan Gedung C, yang dilakukan oleh Universitas Mulawarman. Pembangunan ini direncanakan untuk mengatasi keterbatasan fasilitas yang ada saat ini, terutama dalam penyediaan kamar bagi pasien darurat. “Keterlambatan pelayanan bukan karena kurangnya kinerja staf, tetapi karena keterbatasan ruangan,” jelas Basri.
Basri menambahkan bahwa keterbatasan ini juga dipicu oleh adanya aturan baru yang membatasi jumlah tempat tidur dalam satu ruangan tidak boleh melebihi enam ranjang. “Kita harus bersiap menyambut perkembangan baru, termasuk persiapan untuk menyambut IKN (Ibu Kota Negara),” tutupnya, mengisyaratkan perlunya peningkatan kapasitas rumah sakit untuk menghadapi peningkatan kebutuhan di masa depan.(asr/adv dprd bontang)